Jumat, 01 Maret 2013

Sejarah Lahirnya Sky Jumper

Seiring berkembangnya waktu, beberapa jenis olah raga terbaru yang mampu memacu adrenalin terus tumbuh dan berkembang pesat. Salah satu jenis terbaru yang kini mulai banyak diminati kaum urban ialah perangkat olah raga jumping stilts. Alat olah raga terbaru buatan orang Jerman bernama Alexander Bock ini akrab juga dengan sebutan skyrunner dan telah banyak menarik minat sebagian besar anak muda di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta.

Skyrunner sendiri merupakan perkembangan dari alat tradisional enggrang atau alat bernamapogo stick. Perbedaan jumping stilts dengan kedua alat olah raga tersebut adalah tidak adanya pegangan tangan yang terdapat seperti pada enggrang maupun pogo stick. Pemakaianskyrunner langsung diikat pada kedua kaki kita yang memang menjadi tumpuan utama saat menggunakan alat tersebut. Alat olah raga yang mulai dikenal sejak pertengahan tahun 2010 ini, mulai digemari karena cara kerjanya yang mengharuskan kita melompat-lompat layaknya kangguru dan rusa untuk terus menjaga keseimbangan. 

Kehadiran alat olah raga skyrunner yang terbilang masih baru tersebut, membuat sekelompok orang membentuk sebuah komunitas. Salah satunya ialah sebuah komunitas yang bernama komunitas Sky Jumper Indonesia. Komunitas ini mulai digagas oleh dua pemuda bernama Aira Arieanto dan Mapung Madura. “Komunitas kami mulai ada sejak Agustus 2010, tujuannya untuk meramaikan dan memperkenalkan jumping stilts kepada masyarakat,” tutur Mapung. 

“Untuk saat ini komunitas kami memiliki anggota di Bandung dan Jakarta, dengan jumlah keanggotaan sekitar 60 orang,” terang pemuda yang akrab disapa Bang Mapung ini. 

Mapung yang mengkoordinir komunitasnya untuk wilayah Jakarta, membeberkan sedikit  tentang apa itu jumping stilts menurut versinya. “Jumping stilts merupakan salah satu alat olah raga yang mampu membawa adrenalin sekaligus membakar kalori dua kali lebih cepat ketimbang melakukan olah raga jogging,” bebernya. 

Perangkat jumping stilts awalnya memiliki harga cukup mahal, namun kini mulai cenderung murah. Beragam merek dan kualitas disesuaikan dengan harga per-unitnya. “Untuk menggapai sensasi standar, disarankan untuk memilih skyrunner berharga antara Rp 1,3 juta hingga Rp 2 juta per unit buatan Cina,” terang Mapung. Bagi yang menginginkan tantangan lebih ekstrim, memilih merek Powerizer yang dibanderol dengan harga Rp 4 juta ini mampu menjawab tantangan tersebut. Setelah memiliki seperangkat jumping stilts, disarankan juga untuk memilikiequipment tambahan untuk segi keamanan. “Biasanya kami menggunakan sarung tangan, deker, dan webbing yang semua itu menunjang segi keamanan kita saat ber-jumping stilts,” terang Mapung. 

Komunitas Sky Jumper Indonesia regional Jakarta memiliki lokasi di kompleks Halim dan Puri Beta 1, Ciledug untuk lokasi kopi darat mereka. “Setiap Sabtu dan Minggu kami biasa latihan di dua daerah tersebut, biasanya pada pagi hari kami latihan di Halim lalu sore harinya kami menuju ke pelataran ruko di Puri Beta 1, jelasnya kemudian. 

Untuk semakin memperbanyak keanggotaannya, komunitas ini melakukan kegiatan promosi diri lewat aksinya di hari bebas kendaraan bermotor atau ‘Car Free Day’ di sekitar Bundaran HI. “Semoga keberadaan komunitas kami dapat diterima oleh masyarakat luas, karena kami yakin ini sangat positif dan bermanfaat bagi kesehatan,” pungkasnya. 



Sumber : https://www.popular-world.com/control/Article?articleId=10361

0 komentar:

Posting Komentar